Kamis, 20 Maret 2014

Sunset Yang Menyaksikan

Sunset Yang Menyaksikan



                Ku tatap langit sore hari itu. Warna jingga disertai mentari yang bulat kehitaman mulai untuk terbenam. Yah, sunset pun tiba. Angin membelai tubuhku begitu indah. Kupejamkan mataku sejenak menikmati tubuhku yang terasa begitu menyatu pada alam dan susana sore itu.
Langit mulai gelap, aku pun memutuskan pulang ke rumah. Saat aku mulai merebahkan tubuhku di atas ranjangku, terdengar suara getar dari hhpku menandakan ada sms masuk. Kulihat pesan itu dari sahabatku ana. “Virli, besok sore ke kolam yah. Ini penting dan wajib” begitulah bunyi pesan itu. Aku pun membalas dengan jawaban singkat “ya” kujauhkan hpku dari tubuhku. Aku ingin kembali pada ketenangan. Kutarik bantal tidur kesayanganku, ternyata ada sebuah benda yang ikut terjatuh bersamanya. Kuambil dan kulihat. Ternyata, itu adalah frame yang bertempelkan foto pacarku (mantan sih lebih tepatnya) aku begitu menyayanginya hingga aku tak bisa menerima keadaan bahwa hubungan kita telah berakhir. Kupandangi sejenak foto itu. Tak terasa, air mataku sudah menumpuk di pelupuk mata dan telah membuncah keluar. Kenangan itu pun kembali. Kenangan saat pertama kali aku bertemu dengan Ilham, mantan yang sangat aku sayang hingga detik ini. Juga kenangan saat kami PDKT, jadian, hingga berakhir. Begitu indah semua itu dengan diselingi kata-kata dan janji yang selalu terucap dari bibir Ilham.
                 Kami bertemu saat acara LDKS kota yang tak kusangka. Dia begitu tampak sempurna dan spesial di mataku. Memberiku rasa nyaman. Kami saling mencintai, hanya karena ada sedikit kesalah fahaman antara mama Ilham akan hubungan kita yang membuat ini semua berakhir.
Terdengar ketukan pintu kamarku yang memecah lamunan dan tangisku. Segera kuhapus air mataku dan mencoba memperbaiki keadaan seolah tak terjadi apa-apa. “Dek, kamu kenapa sayang?” Ternyata kakakku lah yang masuk. Kakakku adalah tempatku berbagi tawa dan air mata, jadi sepandai apapun aku menyembunyikan sesuatu darinya akan ketauan juga. Belum sempat ku menjawab “Ilham lagi ya?” Sontak aku menganggukkan kepala. Kakak membelai kasar rambutku “udah dong, jangan sedih dan terlalu difikirkan. Lagi pula kalian berakhir bukan karena rasa itu hilang kan? Sebuah kesalah fahaman yang perlu waktu untuk difikirkan dan diluruskan saja.” Aku hanya terdiam “woy, nangis terus. Tuh mata udah kaya mata air aja. Udah deh, mana Virli adek kakak yang selalu ceria? Katanya anti galau” kakak menarik kecil bibirku untuk menampakkan simpul kecil sebuah senyuman. Aku meraih kakakku dan secara spontan memeluknya “Ilham is my first love. Di antara mantan-mantanku hanya dia yang bisa membuatku mengerti arti cinta dan kasih sayang kak. Aku gak bisa lupain dia. Usaha move on ku gagal.” Aku menangis sejadi-jadinya di pundak kakak. “Kakak ngerti perasaanmu dek, tapi ya jangan galau terus dong. Jangan selalu dilampiasin dengan nangis. Cari tempat tenang dan indah aja biar bisa refresh otak sekalian. Kamu jadi makin jelek deh, kebanyakan nangis. Senyum dong.” Aku ingin segera beristirahat, maka itu aku berusaha sedikit tersenyum walau berat agar kakak segera meninggalkanku. Kakak pun pergi. “Makasih kakak terhebat” tak lupa ku ucapkan itu sebelum kakakku berlalu dari kamarku. Aku sangat lelah, maka itu tak butuh waktu lama aku pun terlelap.
Esoknya sepulang sekolah aku menuju ke kolam memenuhi janjiku pada Ana. Tampaknya Ana belum datang. Aku pun memilih duduk di atas tribun sambil menikmati hembusan angin dan menatap ombak kecil pada kolam yang memberiku ketenangan tersendiri. Tak terasa, hayalku pun terbang jauh. Aku melamun. Hingga ada seseorang mengagetkanku “Virli!” Sontak aku memekik. “Kaget tau Na.” Ucapku lirih tak bersemangat. “Lagian kamu sih ngelamun aja. Ilham lagi ya? Bosen tau. Move on dong!” Ucap Ana dengan suara menggebu tapi terdengar sedikit mengejek. “Susah” kataku singkat. “Makanya ikutan anak-anak kolam liburan ke Pantai Kuta Bali yuk. Lumayan menghibur diri dan merefresh otak sejenak. Coba melupakan Ilham dengan bersenang-senang selama 3 hari 2 malam” mendengar ucapan Ana  aku ingat saran kakak malam itu. “Gimana? Mau coba ya? Ini juga yang aku bilang penting ke kamu. Aku gak mau kamu larut dalam kesedihan terlalu lama” sambung Ana. “Oh yaa? Ciyus?” Godaku pada Ana. “Iya deh aku mau. Makasih sahabatku tercinta. Udah mau mikirin aku” aku mencoba tersenyum dan mengacak-acak rambut Ana.
Tiba waktunya. Ku genggam foto Ilham dihadapan Ana sebelum keberangkatan. “Apaan tuh?” Tanya Ana. Setelah Ana tau yang aku bawa foto Ilham, foto itu pun diambilnya. “Hellow, gimana mau move on kalau fotonya aja masih kamu bawa-bawa.” Aku pun terdiam “udah tinggal aja”. Ana berkata sambil meninggalkan foto itu di meja dan menarikku menuju rombongan. Aku menatap foto itu dari kejauhan.
                   Kami tiba sore hari, aku pun langsung menuju pantai menanti sunset. Benar saja. Pemandangannya begitu indah. Aku pun begitu terpana menyaksikannya. Ingatanku kembali pada Ilham. Air mataku tak terasa kembali mengalir membawaku dalam sebuah lamunan. Hingga aku baru sadar saat hari mulai gelap dan Ana sudah berada di sampingku. “Udah nangisnya? Udah ngelamunnya? Enak ya, sampe disini ada orang ngomong dikacangin” gerutu Ana dengan manyun. “Hehehehe, maaf ya Ana. Aku gak bermaksud. Aku hanya berhayal dan kefikiran…” belum selesai ku bicara Ana memotong “Ilham? Boseeen. Inget ya, kamu kesini buat seneng-seneng dan berusaha lupain dia!” Cerocos Ana panjang lebar. “Duh, iya-iya. Ya udah kamar yuk.” Alihku agar omongan Ana berhenti. Kami beristirahat.
                         Pukul 3 pagi Virli sudah keluar jalan-jalan di pantai menikmati indahnya bintang tersambung menjadi sebuah rasi yang sangat indah. Tiba-tiba rasi itu berubah menjadi wajah Ilham. Virli ingin kembali menangis, tapi ada sepasang tangan yang dengan erat menutup mata Virli. “Tebak sapa aku?” Suara pemilik tangan itu terdengar. “Ana?” Tangan itu mengendor dan terlepas. “Ini aku Bisma. Ngapain disini sendiri? Dari kemarin aku lihat kamu murung terus dan menyendiri.” Bisma duduk di sebelahku. Baru aku mau menjawab. “Aaahh, Ilham kan? Udah tau udah basi dan udah bosen!” Aku pun kaget “kok kamu tau?” Tanyaku. “Seluruh anggota kolam tau lah. Mereka pun menyayangkan berakhirnya hubungan kalian. Tapi, udah dong jangan dipikir. Kita have fun aja yuk” ajak Bisma. Virli kembali termenung, tanpa sadar ia menyandarkan kepalanya pada pundak Bisma. Bisma, mengusap lembut rambut Virli. Bisma berkata dalam batin “coba kamu lihat aku disini Virli. Ada aku. Aku sayang banget sama kamu. Tapi aku selalu tersingkir oleh mereka yang menyayangimu dan berada di sekelilingmu.”
                                  Cukup lama mereka berkelana pada lamunan dan batin mereka masing-masing. Hingga Virli yang menyadari Bisma ikut melamun “kok kamu jadi ikutan ngelamun sih?” Bisma pun tergagap “gak papa kok.” Bisma meraih tangan Virli dan diletakkannya pada pipinya. Mereka pun saling bertatap dalam. “Virli, lupakan dia. Aku janji akan membantumu dan menghiburmu saat kamu sedih dan kembali kefikiran Ilham. Aku akan berusaha menjadi penghapus perihmu.” Tanpa sadar Bisma mengatakan ketulusan itu pada Virli. “Makasih Bisma, kamu selalu baik.” Virli mengusap pipi Bisma lembut dan tanpa sadar memeluk Bisma. Virli mulai kembali sedikit terisak. Bisma yang mendengarnya langsung mengambil posisi dan berbalik dia yang kini menyentuh dan menghapus air mata pada pipi Virli. “Heh cengeng, udah dong nangisnya. Nangisin apa lagi sih, kurang nih janjiku? Kalau nangis gini jelek ah.” Kata Bisma “aku terharu” jawab Virli. Bisma mencubit genit pipi Virli “udah yuk, udah mulai terang. Pantai yuk main air” Bisma menarik lembut tanganVirli. Mereka bermain air bersama hingga kini Virli dapat melupakan Ilham sejenak.
                    Sore hari tiba. Virli dan Bisma yang lelah bermain seharian beristirahat di tepi pantai sambil menunggu sunset. Bisma tidur pada pangkuanVirli. Hingga tatapan mereka bertemu. Bisma yang sudah tak tahan mengungkapkan rasanya pada Virli berdiri. Bisma meminta Virli untuk berdiri. Diraihnya tangan Virli dan digenggamnya erat. “Virli, aku sudah lama memendam ini padamu. Aku ingin jujur, aku tau mungkin kamu gak bisa beralih dari Ilham secepat ini. Tapi aku ingin jujur. Aku mencintaimu dan aku menyayangimu jauh sebelum Ilham ada. Would you be my girl friend? I’m promise I’ll keep your heart and never hurting it.” Virli terkejut mendengar pernyataan Bisma. Virli menangis antara terharu dan dilema. “Makasih udah selalu ada buat aku Bisma, makasih kamu mau menjadi penghapus perihku. Bukan aku menolak, tapi aku masih perlu terbiasa dengan hadirmu menggantikan posisi Ilham. Aku pun masih belum bisa sepenuhnya melupakan Ilham. Tapi jujur aku mulai merasa nyaman berada di dekatmu. Buat aku merasa lebih nyaman lagi, buat aku terbiasa bersamamu. Maka aku akan sepenuhnya menjadi milikmu.”Virli memeluk Bisma erat. “Aku janji akan berusaha untuk itu Virli. Aku menyayangimu. Aku tak akan pernah melepasmu.” Bisma mencium kening Virli dan memeluknya erat. Kisah mereka disaksikan oleh sunset yang tampak begitu indah sore itu.

1 komentar:

  1. Best free slot machines and casino bonus codes 2021
    1. Pragmatic Play. Best free slots. Pragmatic Play has developed the best casino 바카라 사이트 games in the 1xbet korean industry. 메리트 카지노 쿠폰 You can play them on desktop,

    BalasHapus